Sabtu, 06 Maret 2010

Curhat. . .

Batu Demi Batu

Ada dinding tak terlihat di dalamku,
Terlalu dalam tuk kau lihat dengan matamu.
Dinding yang mengurung hatiku dari segala sisi,
Membantuku menyimpan berbagai emosi.
Kau tak mungkin masuk,
aku pun tak mungkin keluar.
Kau bertanya-tanya, ada apa sebenarnya.

Dinding yang kubangun tak terlihat
Berasal dari perasaan tidak aman di hati
Setiap kali hatiku rapuh terluka
Bekas-bekasnya tumbuh semakin parah
Maka batu demi batu,
Aku pun membangun dinding kaku
Dinding tebal yang tak mungkin lagi jatuh.

Penyebabnya bukanlah dirimu,
Teruslah mencoba menembus maju
Ingin sekali aku menunjukkan diri
Kasih sayangmu kan sangat berarti
Sedikit demi sedikit
Tetaklah dindingku ini,
Sampai batu-batunya berjatuhan sendiri

Prosesnya akan lamban, aku tahu itu
Memang tak mudah tuk biarkan berlalu,
Segala sakit hati dan kegagalan yang bertumpuk
Di dalam hati dari tahun-tahun pedih.
Aku takut membiarkanmu masuk
Kuyakin aku kan kembali terpuruk

Sudah kucoba membongkar dindingku
Namun usahaku sia.sia slalu
Batu-batunya rapat menjulang
Tak ada sedikitpun celah tuk memandang
satu.satunya cara merobohkannya
hanya kalau ada ketidaksempurnaan didalamnya.

Sudah kucoba sekuat tenaga,
Membuat dinding yang sempurna
Namun masih ada kekurangan yang menjadi kunci,
tuk menembusnya menuju diriku ini.
Kumohon manfaatkan setiap kekuranan,
tuk menimbulkan keretakan,
Mendorong satu batu dari tumpukan.

Batu demi batu dinding itu kudirikan,
Dengan setiap sakit hati dan kepedihan,

maka batu demi batu pula dia akan dirobohkan,
Saat para sakit dengan kasih sayang digantikan.
Semoga kau cukup peduli,
Tuk mencari kekurangan itu, apapun yang terjadi.

::Rachel N. Bentley::

seperti inilah aku,
dan puisi ini benar.benar aku banget

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar